Ahlan wa Sahlan, Selamat datang di blog sederhana kami, semoga bermanfaat.

Jama'ah Penuh Berkah

Tidak ada dakwah tanpa kepemimpinan. Kadar tsiqah antara qiyadah dan jundiyah menjadi penentu bagi sejauh mana kekuatan sistem jamaah, kemantapan langkah-langkahnya, keberhasilan dalam mewujudkan tujuan-tujuannya, dan kemampuannya dalam mengatasi berbagai tantangan dan kesulitan.

Bekerja Untuk Ummat

Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (9:105)

Inilah Jalan Kami

Katakanlah: Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik. (12:108)

Musyawarah Kecamatan Badko TPA Jatinom

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan ia seperti bangunan yang tersusun kokoh.

Kesungguhan Membangun Peradaban

Semua kesungguhan akan menjumpai hasilnya. Ini bukan kata mutiara, namun itulah kenyataannya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang diusahakan dengan sepenuh kesungguhan.

22 Juni 2011

Kontribusi apa yang akan kita berikan dengan usia ini.

Oleh: Muh. Anas Musafa

Kekuatan fisik kita selalu terbatas, sebagaimana pandangan mata yang tidak mampu menjangkau penglihatan terjauh. Itu pula yang dulu penah terjadi oleh para pendahulu kita yang dengan segala potensi yang ada ia curahkan untuk dakwah ini. Meski ia harus mendekam di penjara, atau mereka yang merelakan dirinya menemui ajal di tiang gantungan. Begitulah Allah ciptakan manusia dengan segala keterbatasan.

Namun demikian, ada satu hal yang tidak akan bisa memenjarakan fisik dan jasad mereka yaitu cara pandang dan pikiran besar mereka. Itu pula yang pernah dialami oleh Sayid Qutb, Hamka maupun Syaikh Ahmad Yasin, dll. Mereka adalah orang-orang yang pernah mengalami penganiayaan dalam dingin dan perihnya penjara. Mereka juga yang dengan kesabarannya mampu melahirkan karya-karya monumental rujukan umat. Mereka juga asset umat ini yang selalu terpatri kuat dalam sanubari pengikutnya.

Hal itu pula yang hari ini terjadi. Tokoh panutan umat yang dimasa mudanya sangat aktif dalam agenda keumatan meninggal dunia. Beliau yang di masa mudanya selalu menyempatkan diri untuk tetap menerima mengisi pengajian. Dan selalu meluangkan waktu untuk menulis kembali materi-materi kajian dengan tangannya yang berbahasa arab. Dialah mbah H. Abdul Salam. Sungguh, kekaguman yang bagiku itu bukan hal yang berlebihan.

Mbah Dul. yang biasa kami memanggilnya, adalah sosok yang sudah sangat tua. Yang ketika aku kenal dan tahu beliau selalu menggunakan tongkat penyangga tubuhnya. Yang dengan ikhlas selalu berusaha untuk Sholat tepat waktu di Musholla yang berada di lantai dua.

Mbah Dul pula yang ketika kita mengadakan rapat di Musholla depan rumahnya atau dirumahnya sendiri, ia selalu mengingatkan untuk selalu bersungguh-sungguh dalam berdakwah dan pantang menyerah. Karena itulah Islam. Dimana pahala kebaikan akan selalu di hitung sampai seseorang menemui ajal bukan setelah ia menikah lalu tidak lagi beraktifitas atau setelah pekerjaan duniawi kita merampas sebagian waktu kita.

Hari ini (08 Mei 2010) kita telah kehilangan sosok yang sangat santun, sangat bijak dalam berbicara dan selalu berusaha istiqomah melayani umat.

Semoga kita mampu mewarisi apa yang sudah pernah ia ajarkan kepada kita. Dan menjadikan kita menjadi manusia yang beruntung dunia dan akhirat.