Ahlan wa Sahlan, Selamat datang di blog sederhana kami, semoga bermanfaat.

Jama'ah Penuh Berkah

Tidak ada dakwah tanpa kepemimpinan. Kadar tsiqah antara qiyadah dan jundiyah menjadi penentu bagi sejauh mana kekuatan sistem jamaah, kemantapan langkah-langkahnya, keberhasilan dalam mewujudkan tujuan-tujuannya, dan kemampuannya dalam mengatasi berbagai tantangan dan kesulitan.

Bekerja Untuk Ummat

Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (9:105)

Inilah Jalan Kami

Katakanlah: Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik. (12:108)

Musyawarah Kecamatan Badko TPA Jatinom

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan ia seperti bangunan yang tersusun kokoh.

Kesungguhan Membangun Peradaban

Semua kesungguhan akan menjumpai hasilnya. Ini bukan kata mutiara, namun itulah kenyataannya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang diusahakan dengan sepenuh kesungguhan.

26 November 2011

Sejarah Indonesia Minus Tafsir Sekuler



Oleh: Akmal Sjafril, M.Pd.I.

UMAT Islam Indonesia pantas bersyukur. Setelah sebelumnya Moh. Natsir diresmikan sebagai Pahlawan Nasional RI pada tanggal 10 November 2008, maka kini Buya Hamka, Mr. Syafruddin Prawiranegara dan KH. Idham Chalid mendapatkan pengakuan yang sama terhitung sejak 8 November 2011.

Fakta bahwa Pemerintah RI membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengakui kepahlawanan Moh. Natsir (15 tahun sesudah wafatnya), Hamka (30 tahun) dan Syafruddin Prawiranegara (22 tahun) adalah suatu fenomena yang perlu mendapat perhatian dan menjadi bahan diskusi demi kelangsungan bangsa ini. Pada kenyataannya, ketiga tokoh ini telah menjadi pahlawan di mata umat Islam jauh sebelum pemerintah mengakuinya.

Moh. Natsir adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Beliau ikut mendirikan dan membesarkan partai politik Masyumi yang pada jamannya menjadi tempat penyaluran aspirasi politik umat Islam Indonesia. Natsir pernah mendapat amanah sebagai Menteri Penerangan dan menjadi anggota parlemen sebagai wakil rakyat dari Masyumi. Pada tahun 1950, Natsir mengajukan mosi integral yang kemudian diterima secara aklamasi, sehingga bentuk negara perserikatan ditinggalkan untuk kemudian kembali pada format Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Natsir juga sempat menjadi orang kepercayaan Presiden Soekarno sehingga ia diangkat menjadi Perdana Menteri. Dalam pergaulan internasional, Natsir dikenal luas karena pernah menjabat sebagai Presiden Liga Muslim Sedunia (World Moslem Congress) dan anggota Dewan Eksekutif Rabithah ‘Alam Islamiy. Setelah karir politiknya berakhir, Natsir membaktikan hidupnya dalam dakwah, terutama melalui Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII).

Abdul Malik Karim Amrullah, atau biasa dikenal dengan nama Buya Hamka, adalah ulama-sastrawan yang memiliki karisma tersendiri. Jika di dunia sastra beliau dikenal karena karya-karyanya seperti Di Bawah Lindungan Ka’bah, maka namanya pun tercatat dalam tinta emas sejarah Islam di Indonesia karena karya-karyanya yang sangat banyak seperti Tasauf Modern, Pelajaran Agama Islam, dan tentu saja Tafsir Al Azhar yang merupakan magnum opus-nya. Meski Hamka sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan politik, kontribusinya juga tidak bisa diabaikan begitu saja, karena beliau pernah terpilih menjadi wakil rakyat dari Masyumi, bahkan juga menjadi Juru Kampanye Utama dari partai tersebut. Dunia internasional mengenalnya sebagai seorang akademisi, terutama setelah beliau menerima gelar Doktor kehormatan dari Universitas Al-Azhar, Mesir. Pada masa Orde Baru, Presiden Soeharto memintanya untuk memimpin Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sepeninggal Buya Hamka, karya-karya beliau masih terus diperbincangkan di Indonesia dan di negeri-negeri jiran seperti Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.

Di antara kedua rekannya di atas, Syafruddin Prawiranegara memiliki ‘keunikan’ tersendiri. Boleh dibilang karir politiknya ‘lebih tinggi’ daripada Natsir, karena Syafruddin pernah menjadi Wakil Perdana Menteri, Menteri Keuangan, Menteri Kemakmuran, Gubernur Bank Sentral Indonesia, bahkan juga sebagai Presiden Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Keberadaan pemerintahan darurat pada saat itu memang sangat dibutuhkan karena Yogyakarya (pusat pemerintah RI pada masa itu) telah jatuh ke tangan Belanda dalam peristiwa Agresi Militer II pada tahun 1948. Setelah keadaan aman kembali, Syafruddin membuktikan sifat amanahnya dengan mengembalikan mandat kepresidenan kepada Soekarno; sebuah sikap yang sulit dicari pembandingnya di masa kini. Sebagaimana Natsir dan Hamka, Syafruddin berkonsentrasi di lapangan dakwah pada akhir hayatnya.

Baik Natsir, Hamka dan Syafruddin Prawiranegara sama-sama menemukan ‘batu sandungan’ dalam sejarah nasional Indonesia. Natsir dan Syafruddin dikenal sebagai tokoh-tokoh kunci dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Orde Lama secara paksa membubarkan Masyumi, membawa serta nama Natsir dan Hamka dalam diskriminasi yang berkelanjutan hingga masa Orde Baru. Hamka sendiri pernah ditahan karena tuduhan subversif oleh pemerintah Orde Lama dan mundur dari jabatan Ketua MUI karena tekanan yang hebat akibat fatwa haramnya perayaan Natal bersama.

Terpeliharanya nama besar ketiga tokoh tersebut meski diskriminasi sejarah terus dilakukan adalah bukti bahwa catatan sejarah tidak selalu sejalan dengan pandangan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Dengan kata lain, ada hegemoni kekuatan ideologis yang memaksakan versi sejarah tertentu kepada masyarakat.

PRRI, misalnya, tidak selalu dianggap sebagai gerakan pemberontakan, meski buku-buku pelajaran sejarah menyatakan demikian. Di tengah-tengah masyarakat Sumatera yang hidup pada jaman itu, meskipun tidak semuanya mendukung PRRI, namun cukup banyak yang tidak sepakat dengan pendapat pemerintah yang menganggapnya sebagai gerakan pemberontak. Sebaliknya, langkah-langkah penumpasan PRRI justru telah menimbulkan trauma yang cukup mendalam bagi sebagian masyarakat yang sebenarnya tidak banyak tahu tentang konstelasi politik nasional. Di samping itu, kini semakin banyak analis yang sepakat bahwa PRRI adalah gerakan koreksi terhadap pemerintah pusat yang telah membiarkan terjadinya ketimpangan sosial dan banyak dipengaruhi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

Dekatnya PKI dengan kekuasaan juga mengakibatkan jatuhnya banyak korban politik dari kalangan umat Islam, terutama lawan-lawan politiknya seperti Masyumi. Sebagai akibatnya, Masyumi dibubarkan secara paksa dan para pimpinannya tidak boleh lagi terjun ke ranah politik. Orde Baru banyak meralat keputusan-keputusan Orde Lama, termasuk membebaskan tahanan-tahanan politik yang tidak pernah melewati proses peradilan seperti Hamka, namun Masyumi tetap tidak dibiarkan hidup kembali, dan diskriminasi politik terhadap umat Islam pun berlanjut.

Buya Hamka, yang telah dua kali menjadi korban politik rejim yang berkuasa, adalah contoh kasus yang cukup menarik untuk menunjukkan bagaimana diskriminasi politik bekerja dalam waktu yang sangat panjang. Beliau tidak pernah mundur dari sikap penentangannya terhadap komunisme dan sekularisme. Sikapnya terhadap PKI sangat tegas, dan beliau tak pernah ragu untuk mengkritik Presiden Soekarno sekalipun. Dua tahun lamanya beliau mendekam di penjara tanpa proses peradilan akibat tuduhan ikut serta dalam rapat gelap merencanakan pembunuhan Soekarno. Hamka baru keluar dari penjara setelah Orde Lama jatuh. Orde Baru, meskipun pada awalnya terlihat berusaha ‘mengulurkan tangan’ kepada beliau dengan mengangkatnya sebagai Ketua MUI yang pertama, pada akhirnya harus berpisah jalan pula karena perbedaan pendirian yang sangat tajam. Pada masa itu, toleransi antarumat beragama dimaknai dengan perayaan hari besar agama bersama, dan pemaknaan toleransi yang semacam inilah yang dipaksakan kepada masyarakat. MUI langsung merespon tegas dengan mengeluarkan fatwa haramnya perayaan Natal bersama, dan konflik berakhir dengan mundurnya Hamka dari jabatan Ketua MUI.

Jauh setelah berlalunya masa PRRI, Masyumi dan fatwa haramnya perayaan Natal bersama, sejarah terus mengesampingkan para ulama besar yang pernah berseberangan dengan penguasa sekuler negeri ini. Bagaimana negarawan berkelas internasional seperti Moh. Natsir, mantan Presiden seperti Syafruddin Prawiranegara, dan ulama besar selevel Buya Hamka bisa luput diceritakan dalam lembaran-lembaran buku pelajaran Sejarah?

Apa yang dialami oleh para ulama adalah cerminan dari kondisi umatnya. Hegemoni tafsir sekuler terhadap sejarah Indonesia telah membawa penderitaan berkepanjangan bagi umat Islam di negeri ini. Puluhan tahun lamanya umat Muslim tidak mendapatkan pengakuan yang wajar atas kontribusinya untuk Indonesia.

Hingga kini, masih saja ditemukan dikotomi antara golongan ‘Islamis’ dan ‘nasionalis’, seolah-olah yang Islamis tak bisa nasionalis. Kita masih menemukan begitu banyak peraturan yang justru menginjak-injak hak umat Muslim untuk menjalankan ajaran agamanya dengan baik. Di beberapa tempat, kita masih temukan larangan mengenakan jilbab. Setiap kali kata “syariat” disebut dalam proses pembentukan peraturan daerah (meskipun sebenarnya kata tersebut tidak dicantumkan), muncul kesan bahwa kaum ‘Islamis’ akan melakukan diskriminasi terhadap umat beragama lainnya.

Semua kesan negatif terhadap Islam yang seolah muncul secara otomatis (taken for granted) ini adalah bukti adanya hegemoni tafsir sekuler terhadap sejarah nasional bangsa ini. Para penulis sejarah memaksakan pemikiran-pemikiran sekuler yang menekan masyarakat untuk meninggalkan agamanya masing-masing, menempatkannya di sudut peradaban dan menjadikannya tidak relevan dalam kehidupan sehari-hari. Seolah-olah umat Islam yang Islamis tidak pernah berjuang dan bekerja untuk Indonesia, padahal darah umat Muslim-lah yang paling banyak menggenangi tanah Indonesia pada jaman revolusi fisik dahulu. Para ulama dikesankan sebagai kekuatan politik tersendiri yang masing-masing bergerak demi kepentingan pribadi atau hanya demi umat Muslim (dengan mengabaikan umat lain), padahal merekalah yang dahulu mengobarkan semangat jihad untuk membebaskan negeri ini dari cengkeraman penjajah. Demikian juga tuntutan umat Muslim untuk mendapatkan kebebasan menjalankan syariat Islam senantiasa dianggap sebagai usaha untuk menindas umat-umat beragama lainnya, padahal kebebasan menjalankan agama masing-masing, termasuk kepada umat non-Muslim, adalah bagian yang sangat fundamental dari syariat Islam yang sebenarnya.

Para ulama-negarawan seperti Natsir, Hamka dan Syafruddin Prawiranegara telah sejak lama menekankan hal ini. Akan tetapi, doktrin sekularisme – yang sesungguhnya tidak mengakar dalam jiwa bangsa Indonesia – tetap dipertahankan oleh para penguasa dari masa ke masa, sehingga tafsir sejarah pun senantiasa menggunakan pandangan hidup (worldview) sekuler.

Pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Moh. Natsir, Hamka, KH. Idham Chalid dan Syafruddin Prawiranegara adalah suatu awal yang bagus untuk memulai dialog dengan seluruh elemen bangsa, terutama sekali umat Muslim. Sudah bukan waktunya lagi kita mempertentangkan antara yang Islamis dan nasionalis. Ini adalah waktu yang tepat untuk meninjau dan menulis ulang sejarah dengan semangat kebersamaan dan kejujuran, bukan dengan semangat sekularisme yang senantiasa memusuhi agama dan kaum agamawan.*

25 November 2011

Rusia Gelontorkan Dana Bangun Lembaga Pendidikan Islam

REPUBLIKA.CO.ID, MOSCOW - Lebih dari 32 juta dolar Amerika atau sekitar satu miliar rubel dialokasikan Kremlin selama dua tahun ke depan guna mendidik Muslim Rusia menjadi ahli sejarah dan Budaya Islam. Alokasi dana itu merupakan kebijakan Presiden Rusia, Dmitry Medvdev dalam usaha menyiapkan tenaga profesional yang menyebarkan nilai-nilai Islam dengan benar.

Medvedev saat berbicara dalam pertemuan dengan ulama di Ufa mengatakan misi penting Rusia adalah meningkatkan pendidikan Islam dan mengintegrasikan lembaga pendidikan Islam dengan sistem pendidikan Rusia.

"Rusia untuk kali pertama menetapkan standar negara untuk lembaga pendidikan tinggi Islam untuk mempersiapkan ulama Muslim berkualitas," kata dia seperti dikutip heraldmalaysia.com, Rabu (23/11).

Medvedev mengatakan pemerintah Rusia memiliki perhatian khusus untuk menyelenggarakan pendidikan Islam yang efektif di seluruh wilayah federasi Rusia. Harapanya ke depan, kata dia, ulama Muslim Rusia bakal memberikan pengaruh dan contoh ke seluruh dunia.

"Hanya dengan cara ini, kita dapat memiliki kerangka berpikir yang benar dalam masyarakat Muslim," ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan Medvedev, Muslim Rusia telah tumbuh pesat. Saat ini, di seluruh wilayah Federasi terdapat 7 ribu lebih Masjid namun tidak memiliki satupun lembaga pendidikan Islam. "Harapannya, nanti akan berdiri 96 sekolah dan universitas Islam di negara kita," pungkasnya.

RD dan 21 Pemain Dipilih Jajal Kekuatan Beckham cs


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Gabungan pemain-pemain timnas U-23 dan timnas senior bakal melayani LA Galaxy AS, yang dimotori David Beckham. Sebanyak 21 pemain dipanggil bergabung. Dari jumlah itu, 11 pemain dipanggil dari tim nasional yang berlaga di ajang SEA Games 26 lalu.

Sedangkan untuk pelatih dipercayakan juga pada Rahmad Darmawan yang menangani timnas di SEA Games 26. Dua pemain naturalisasi asal Pelita Jaya, Greg Nwonkolo dan Victor Igbonefo juga dipanggil bergabung.

Kedatangan Beckham cs dipromotori Mahaka Sports dan Brown Sports. Rencananya, Beckham dan rombongan Galaxy tiba di Jakarta 28 November 2011. Beckham dan rombongan akan melakukan meet and greet dan coaching clinic sebelum bertanding melawan timnas pada 30 November mendatang.

Berdasar rilis yang diterima Republika, inilah skuad timnas yang bakal menjajal kekuatan LA Galaxy;

Pelatih: Rahmat Darmawan

Timnas U-23: Kurnia Meiga, Andritany Adhriyasa, Diego Michiels, Abdul Rahman, Hasim Kipuw, Mahadirga Lasut, Egi Melgiansyah, Okto Maniani, Andik Vermansyah, Patrich Wanggai, Titus Bonai

Timnas Senior: Firman Utina, Ahmad Bustomi, M. Ridwan, Cristian Gonzales, Boaz Salossa, Hamka Hamzah, Bambang Pamungkas, Greg Nwonkolo, Victor Igbonefo, Zulkifli.

Iran Akui Tangkap 12 Agen CIA


REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Seorang pejabat Iran Kamis diungkapkan rincian baru tentang pelaporan eksposur jaringan mata-mata AS di Republik Islam Iran. Dia menyatakan, Teheran telah menangkap 12 agen CIA.


Anggota parlemen arlemen Parviz Sorouri, yang duduk di komite yang kuat dari kebijakan luar negeri dan keamanan nasional, mengklaim bahwa para agen yang ditangkap direncanakan untuk menyerang kepentingan Iran dengan bantuan Israel.

Sorouri mengatakan jaringan mata-mata ditujukan untuk merusak Iran dari sisi keamanan, sektor militer, dan nuklir.

Komentar pejabat Iran datang setelah mantan pejabat AS mengatakan pada hari Senin bahwa puluhan mata-mata yang bekerja untuk CIA ditangkap baru-baru ini di Lebanon dan Iran. Hal ini, katanya, sangat 'merepotkan' pihak AS.

Bahkan, seperti diberitakan situs Intellegence Online yang berbasis di Prancis, seluruh agen mata-mata CIA di Beirut telah ditransfer ke Siprus untuk alasan keamanan dan untuk penyelidikan lebih lanjut.

22 November 2011

Bela Hak Palestina dan Kritik Pemerintah Yahudi, Radio Liberal Israel Ditutup


REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV - Israel baru saja menutup stasiun radio Isrel-Palestina. Menurut para pendukung radio langkah itu sengaja dilakukan dengan motif politik untuk membungkam kritik terhadap negara Yahudi.

Kementrian Komunikasi Israel, memerintahkan stasiun Kol Hashalom, atau All for Peace, untuk tak lagi mengudara awal bulan ini dengan tuduhan melakukan siaran ilegal di Israel. Satu anggota partai Likud kanan tempat bernaung Benyamin Netanyahu, Danny Danon, bahkan sesumbar akan melakukan penyelidikan terhadap stasiun yang diduga menyerang pemerintahan Israel tersebut.

Tudingan ilegal itu sungguh ganjil mengingat stasiun telah beroperasi selama tujuh tahun. Penutupan menimbulkan keprihatinan baru mengenai kebebasan pers di saat banyak kaum liberal di Israel memandang tatanan demokrasi dibawah ancaman kelompok ultra-kanan.

Israel mengklaim bahwa All for Peace, yang didirikan aktivis Palestina dan Israel, adalah radio yang membajak frekuensi karena tanpa izin. Namun radio itu membantah dan memiliki lisensi dari otoritas Palestina dan tidak membutuhkan izin dari Israel. Stasiun itu memiliki kantor di Jerusalem Timur, namun mengudara dari Ramallah, Tepi Barat.

Manajer radio, yang dikenal tak biasa karena sikapnya yang terbuka berbicara dengan ultra-kanan Israel seimbang juga dengan militan Palestina, telah menjalani kontak rutin dengan Kementrian Komunikasi selama tujuh tahun beroperasi. Keterangan itu disampaikan direktur asal Israel, Mossi Raz yang berkeras bahwa saat itu ia diberitahu tak perlu untuk mendapat izin Israel.

"Ini jelas bermotif politik," ujar Raz yang juga mantan politisi dari partai sayap kiri, Meretz. "Saya sangat prihatin. Tidak ada lagi demokrasi di sini. Orang berpikir demokrasi hanyalah hak untuk memilik, tapi bukan hanya itu. Anda tak bisa memiliki demokrasi jika tak ada kebebasan dalam pers." ujarnya. Ia juga menambahkan akan mempersiapkan gugatan balik pada putusan di pengadilan.

Danon, politisi halauan kanan vokal yang mengeluhkan stasiun radio tersebut kepada Kejaksaan Tinggi, dua bulan lalu mengklaim perlunya menutup radio itu. "Radio radikal kiri yang menjadi instrumen penghasutan tak boleh diziinkan mengudara ke publik," ujarnya.

Ia dilaporkan keberatan dengan presenter yang mendorong warga Palestina untuk menunjukkan dukungan terhadap negara merdeka. Raz yang tak yakin apakah presenternya telah membuat seruan itu juga menantang balik letak kesalahan seruan tersebut. "Apakah benar itu penghasutan?" ujarnya.

Keputusan dibuat di saat jurnalis Israel tengah bertahan terhadap upaya-upaya kian intensif pemerintah untuk membungkam kritik, baik di media dan juga lewat pembatasan donasi asing di LSM kiri. Tak hanya itu pemerintah juga melakukan kontrol atas Mahkamah Agung dengan mengganti panel hakim yang semua independen menjadi sosok-sosok asal partai dan parlemen.

Sementara fokus utama di garis depan media Israel saat ini adalah terkait reportasi televisi Channel 10 yang juga terancam tutup. Pemerintah dilaporkan menawarkan saluran tersebut menunda pembayaran hutang kepada negara bila memecat reporter yang bertanggung jawab atas liputan investigasi tentang pendanaan perjalanan pribadi yang dibuat Benyamin Netanyahu sebelum menjadi PM. Kritik mengatakan langkah-langkah macam itu menjadi tren demi hanya menampilkan liputan yang berpihak pada Netanyahu. Presenter Channel 2, Yair Lapid, mengatakan, "Kini pemerintah tanpa kontrol tengah membungkam suara-suara yang berbeda."

Sumbang Sepatu Emas ke Palestina, Ronaldo Dikecam Yahudi


Hidayatullah.com--Christiano Ronaldo, bintang asal Portugal yang saat ini bermain untuk Real Madrid, memberikan sepatu emasnya kepada lembaga amal klubnya dalam rangka membantu anak-anak Palestina.

Qodsna, dikutip IRIB (21/11/2011) kemarin mengabarkan, lembaga amal Real Madrid melelang sepatu emas milik Ronaldo itu hingga 1,4 juta euro. Uang hasil lelang itu akan digunakan untuk membangun sekolah-sekolah bagi anak-anak di Jalur Gaza.

Ronaldo yang pernah menjadi pemain terbaik dunia pada 2008 itu, sebelumnya ketika masih bermain untuk Manchester United, Inggris, dalam sebuah acara mengenakan kafiyeh Palestina dan ia mendapat kecaman hebat dari lobi-lobi Zionis.

Akan tetapi media massa Inggris menyebut aksi Ronaldo itu menunjukkan kepedulian dan solidaritasnya terhadap krisis Palestina dan warga Jalur Gaza.

Lahir di Funchal, Madeira, Portugal, 5 Februari 1985, Christiano merupakan seorang pemain sepak bola Portugal. Ia dapat berposisi sebagai bermain sebagai sayap kiri atau kanan serta penyerang tengah. Saat ini ia bermain untuk tim Spanyol, Real Madrid dan untuk tim nasional Portugal. Sebelum bermain untuk Real Madrid, ia pernah bermain di Sporting Lisboa dan Manchester United.

Pernah bermain untuk Sporting Lisboa pada 2001—2003, ia bermain 25 kali dan mencetak 3 gol. Saat di Manchester United ia bermain 196 kali dan mencetak 84 gol.

Pada 1 Juli 2009, ia pindah ke Real Madrid, klubnya saat ini, dengan memecahkan rekor transfer sebesar 80 juta poundsterling, yang menjadikannya sebagai pemain termahal dalam sejarah sepak bola.*

Sebelum Berislam, Lopez Casanova Pernah Mengkristenkan Ribuan Orang dalam Sepekan


REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA - Melissa Lopez Casanova lahir dan dibesarkan dalam sebuah keluarga Protestan yang sangat taat. Dalam keluarganya ada beberapa pastor, penginjil, pendeta, dan guru. Kedua orang tuanya menginginkan agar Lopez menjadi pemimpin Kristen. Karenanya, sejak kecil ia dimasukkan di sekolah khusus untuk mempelajari Alkitab.


Namun, Allah memberinya hidayah. Dalam perjalanan mempelajari Alkitab, Lopez malah menemukan Islam. Ia pun memeluk agama Allah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai agama terakhirnya.

“Aku bersyukur dilahirkan dalam keluarga Protestan yang religius yang memungkinkanku mempelajari Alkitab. Jika tidak, aku mungkin tidak mampu memahami pesan Islam,“ ujarnya.

Lopez menjadi seorang Muslimah karena kepercayaan dan keyakinannya terhadap Tuhan. “Itulah yang kemudian membuatku mengakui validitas Islam sebagai agama dari Tuhan.“

Lalu, bagaimana perjalanan spiritualnya dalam menemukan Islam?

meski Lopez tumbuh dalam keluarga yang religius, di California, Amerika Serikatia bergaul dengan teman-teman Kristen dari sektor atau denominasi yang bermacam-macam. Ia juga berteman dengan mereka yang beragama Yahudi, juga seorang Saksi Yehuwa. “Aku tak pernah menghakimi apa yang mereka yakini dan aku pun tidak memiliki ketertarikan terhadap kelompok agama mana pun,'' ujarnya.

Menurut dia, Kristen nondenominasi seperti dirinya selalu diajarkan bahwa, “Jika kamu percaya Kristus, kamu adalah seorang umat Kristen, dan kita semua sama di mata Tuhan, apa pun denominasi yang membedakan kita.“

Seiring perjalanan Lopez dihadapkan pada sebuah kegamangan akan agama yang dianutnya. “Aku tidak mengetahui seberapa lama Alkitab telah diubah dan dimodifikasi. Setiap golongan dalam Kristen selalu mengklaim bahwa golongan merekalah yang benar, sedang yang lainnya salah."

Namun jauh di lubuk hatinya, Lopez selalu meyakini bahwa hanya ada satu Tuhan.

Ia pertama kali mendengar nama “Allah“ dari pengajarnya di sekolah Alkitab. “Orang Cina berdoa pada Buddha, dan orang Arab berdoa pada Allah.“ Saat itu, ia menyimpulkan bahwa Allah adalah nama sebuah berhala.

Kuliah di jurusan bisnis internasional membuat Lopez merasa perlu menguasai bahasa asing untuk menunjang kariernya di masa depan. Atas saran teman kuliahnya, Lopez mempelajari bahasa Arab.

“Temanku beralasan, negara mana pun yang memiliki penduduk Muslim menggunakan bahasa Arab karena itu merupakan bahasa asli Alquran,“ katanya.

Saat itu, pada 2006, Lopez mendengar kata “Alquran“ untuk pertama kalinya. Di kelas bahasa Arab yang diikutinya, Lopez mengenal banyak mahasiswa Muslim. Mereka umumnya keturunan Timur Tengah yang lahir dan besar di AS.

Kelas pertama yang diambilnya pada 2006 bertepatan dengan bulan Ramadhan. Lopez terkesan dengan amalan puasa yang dilakukan temanteman Muslimnya. Ia memandangnya sebagai bentuk ketundukan hamba di hadapan Tuhannya.

Lopez pun mencoba berpuasa, bukan karena tertarik menjadi Muslim, melainkan semata untuk mengekspresikan ketundukannya sebagai umat Kristen yang taat. “Itu pun karena puasa juga ada dalam agama Kristen. Yesus pernah berpuasa selama 40 hari," katanya.

Pada bulan Ramadhan itu, seorang teman Muslim memberinya literatur Islam dan sekeping compact disk (CD) yang ditolaknya. Ia teringat ucapan ibunya, “Semua agama yang salah adalah benar menurut kitab mereka.“ Lopez tak tergoda untuk mengenal Islam, agama asing yang salah di matanya.

Mengkristenkan 55 ribu orang dalam sepekan

Musim panas 2008, Lopez bergabung dengan para misionaris Kristen dan melakukan perjalanan ke Jamaika untuk sebuah misi Kristenisasi. Ia dan timnya membantu orang-orang miskin di sana. Ia dan timnya dan berhasil mengkristenkan sekitar 55 ribu orang dalam sepekan.

Sepulang dari Jamaika, Lopez berdoa memohon petunjuk. Ia ingin melakukan lebih banyak pengabdian pada Tuhan. “Permintaan itu dijawab-Nya dengan memberiku seorang teman Muslim," katanya.

Ia beberapa kali mengajak teman Muslimnya ke gereja dan berpikir bahwa temannya akan terpengaruh dan menjadi seorang Kristen sepertinya.

Suatu saat, temannya mengatakan bahwa gereja adalah tempat yang bagus, tetapi ia menyayangkan kepercayaan jamaatnya yang memercayai Trinitas.

“Sayangnya, temanku salah menguraikan pengertian dari Trinitas itu. Aku hanya tertawa dan meralatnya,“ kata Lopez.

Ia sempat berpikir tentang betapa fatalnya jika ia melakukan hal yang sama. Memberikan komentar soal agama lain yang tidak dipahami dengan baik adalah sesuatu yang dinilainya sebagai ucapan yang kurang berpendidikan.

Ia pun memutuskan mempelajari hal-hal mendasar tentang Islam. Lopez mulai menemukan persamaan antara Kristen dan Islam. Itu terjadi ketika ia mengetahui bahwa ternyata Yudaisme, Kristen, dan Islam berbagi kisah dan nabi serta keti ganya dapat diusut asal muasalnya ingga bertemu dalam silsilah sejarah yang sama.

“Sebenarnya, lebih banyak persamaan antara Kristen dan Islam dibanding perbedaan antara keduanya,“ kata Lopez.

Suatu hari, ia kagum dengan teman Muslimnya yang tidak malu berdoa dan shalat di tempat umum, dengan lutut dan kepala di atas lantai. “Sementara, aku bahkan terkadang malu untuk sekadar menundukkan kepala sambil memejamkan mata (berdoa) saat hendak makan di tempat-tempat umum.“


Perasaan 'aneh' saat mendengar ayat Alquran

Di lain hari, teman Muslimnya kembali ikut serta pergi ke gereja bersama Lopez. Di tengah perjalanan dengan menggunakan mobil itu, temannya memohon izin memutar CD Alquran di mobilnya karena ia sedang mempersiapkan diri untuk shalat.

“Agar sopan, aku mengizinkannya. Selanjutnya, aku hanya ikut mendengarkan dan menyimaknya,“ kata Lopez.

Hal yang tidak diduga pun terjadi. Ia masih ingat bagaimana ayat-ayat Alquran yang didengarnya memunculkan sebuah perasaan aneh. Perasaan itu berbaur dengan kebingungan yang tak bisa dijelaskan.

“Aku tidak bisa memahami mengapa diriku bisa mengalami perasaan semacam itu terhadap sesuatu di luar Kristen," katanya.

Setelah beberapa lama pergolakan batin itu dirasakannya. Lopez akhirnya memutuskan untuk mengenal jauh tentang Islam. Namun, hingga hari penting itu, ia masih menyimpan perasaan takut. Hingga saat menyetir mobilnya, ia berdoa, “Tuhan, lebih baik aku mati dan dekat dengan-Mu daripada hidup selama satu hari, namun jauh dari-Mu.“

Lopez berpikir, mengalami kecelakaan mobil saat menuju Islamic Center San Diego untuk bersyahadat adalah membuktikan pilihan yang salah. Namun, ia tiba di tujuan dengan selamat, dan mengikrarkan keislamannya di hadapan publik.

Jumat itu, 28 Agustus 2008, beberapa hari menjelang Ramadhan, Lopez memeluk Islam. “Sejak itu, aku adalah seorang Muslim yang bahagia, yang mencintai shalat dan puasa. Keduanya mengajarkanku kedisiplinan sekaligus ketundukan kepada Tuhan," katanya.

21 November 2011

Wasiat Asy-Syahid Dr. Abdullah Azzam


Wahai Para Da’i Islam!
Carilah kematian niscaya anda akan dikaruniai kehidupan. Janganlah anda sampai tertipu oleh angan-angan kalian. Janganlah anda sampai tertipu oleh buku-buku yang anda baca dan amalan-amalan sunnah yang anda lakukan sehingga anda melupakan kewajiban besar.

Wahai Para Ulama Islam!
Majulah kalian untuk memimpin generasi yang ingin kembali kepada Rabb-nya ini. Janganlah kalian cenderung kepada kehidupan dunia.

Wahai Kaum Muslimin!
Telah lama kalian tidur nyenyak, sehingga kerusakan merajalela di negeri kalian.

Wahai Kaum Wanita!
Jauhilah kehidupan mewah dan megah karena kemewahan itu musuh disamping akan merusak jiwa manusia. Hindarilah barang-barang yang tidak terlalu penting dan cukupkanlah dengan kebutuhan-kebutuhan primer.
Binalah anak-anak kalian untuk menjadi orang yang berani dan siap berjihad.


Tanamkanlah pada jiwa anak-anak kalian cinta Jihad dan perjuangan. Hiduplah dengan penuh perhatian terhadap problematika kaum Muslimin. Biasakanlah paling tidak sehari dalam sepekan hidup menyerupai kehidupan kaum Muhajirin dan Mujahidin yang hanya memakan sekerat roti kering dan beberapa teguk air.

Wahai Anak-Anak!
Jauhkanlah diri kalian dari bualan lagu-lagu dan musik-musik orang-orang pengumbar nafsu. Jauhkanlah punggung kalian dari kasur orang-orang yang hidup bemewah-mewahan.

Wahai Ummu Muhammad! (Istri Abdullah Azzam)
Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan sebanyak-banyaknya atas apa yang telah engkau lakukan kepadaku dan kepada kaum Muslimin.
Engkau telah bersabar hidup bersamaku setelah sekian lama merasakan manis pahitnya kehidupan. Engkau telah memberikan dukungan yang sangat berarti bagiku untuk berjalan di atas perjalanan yang penuh berkah ini dalam berjuang di medan Jihad.


Ke atas pundakmulah aku serahkan tanggung jawab keluarga pada tahun 1969, ketika kita baru mempunyai dua anak dan seorang bayi. Engkau hidup dalam sebuah kamar kecil yang terbuat dari tanah liat, tanpa dapur dan alat pemanas (untuk menghadapi musim dingin).
Kemudian aku serahkan ke atas pundakmu segala urusan rumah tangga ketika beban semakin berat, keluarga semakin bertambah, anak-anak bertambah besar dan tamu-tamu bertambah banyak, tetapi engkau tetap tabah menghadapi semuanya.
Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan sebanyak-banyaknya atas apa yang telah engkau lakukan untukku.


Sesungguhnya kehidupan jihad adalah kehidupan yang paling lezat. Kesabaran menghadapi kesulitan lebih manis daripada hidup bergemilang kemewahan dan kemegahan.
Pertahankanlah hidup zuhud niscaya Allah mencintaimu, dan janganlah engkau menginginkan apa yang ada di tangan orang lain, niscaya mereka akan mencintaimu.


Al-Quran adalah kenikmatan dan teman hidup. Bangun malam, shiam sunnah dan istighfar di waktu pagi akan membuat hati menjadi bersih dan menjadikan engkau merasakan manisnya ibadah.
Bertemanlah dengan wanita-wanita shalihah, tidak berambisi kepada kehidupan dunia dan menjauhi kemewahan dan cinta dunia, akan memberikan ketenangan hati.


Semoga Allah mempertemukan dan menghimpun kita di Surga Firdaus, sebagaimana Allah menghimpun kita di dunia.

Wahai Kalian Anak-Anakku!
Sesungguhnya kalian tidak mendapatkan perhatianku kecuali sedikit. Kalian tidak memperoleh pembinaan dariku kecuali sedikit. Ya, aku tidak memberikan perhatian kepada kalian.


Tetapi apa yang dapat aku lakukan sementara malapetaka terhadap kaum Muslimin membuat orang hamil melahirkan kandungannya dan musibah yang menimpa Umat Islam membuat rambut bayi-bayi beruban.
Demi Allah, aku tidak kuasa hidup tenang sementara api malapetaka membakar hati kaum Muslimin.
Aku tidak rela hidup di tengah-tengah kalian menikmati hidangan lezat. Demi Allah, sejak dulu aku membenci kemewahan, baik dalam pakaian, makanan ataupun tempat tinggal. Aku berusaha mengangkat kalian ke tingkat orang-orang zuhud dan aku jauhkan kalian dari lumpur kemewahan.


Aku wasiatkan kepada kalian agar berpegang teguh kepada Aqidah Salaf (Ahlussunnah wal-Jama’ah) .
Jauhkanlah diri kalian dari sikap berlebih-lebihan. Baca dan hafalkanlah Al-Quran.
Jagalah lisan, bangunlah malam, lakukanlah puasa sunnah, bergaul-lah dengan orang-orang baik, aktiflah bersama gerakan Islam.


Aku wasiatkan kepada kalian wahai anak-anakku agar kalian ta’at pada ibu kalian dan menghormati saudara-saudara perempuan kalian (Ummul Hasan dan Ummul Yahya). Carilah ilmu syar’i yang bermanfaat. Ta’atilah saudara kalian yang terbesar (Muhammad) dan hormatilah dia.
Aku wasiatkan kalian agar saling mencintai sesama kalian. Berbuat baiklah kepada nenek dan kakek kalian (Ummu Faiz dan Ummu Muhammad), karena keduanya-lah, setelah Allah, banyak berjasa baik kepadaku. Sambunglah hubungan keluarga kita dan berbuat baiklah kepada keluarga kita. Penuhilah hak persahabatan kita kepada orang yang bersahabat demi kita.

Maha Suci Engkau Ya Allah, dan Maha Terpuji Engkau. Aku bersaksi bahwa tiada Ilah kecuali Engkau. Aku memohon ampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.

Lewat Lelang Sepatu, Cristiano Ronaldo Sumbang Anak-anak Gaza


REPUBLIKA.CO.ID, MADRID – Penyerang Real Madrid, Cristiano Ronaldo, berpartisipasi pada acara pengumpulan dana untuk anak-anak Palestina yang hidup di jalur Gaza. Ronaldo mendonasikan sepatu miliknya yang terjual 2.400 euro (sekitar Rp 28,8 juta) pada acara amal tersebut.


Seperti dilansir goal, Ronaldo memberikan sepasang sepatu olah raga kepada sebuah yayasan. Kemudian, sepatu itu dilepas ke lelang publik untuk penggalangan dana. Lelang dibuka dengan harga 700 euro (Rp 8,4 juta) dan ditutup dengan harga 2.400 euro.

Dana yang terkumpul pada acara tersebut rencananya akan diserahkan pada sekolah-sekolah di Gaza. Ronaldo memang kerap terlibat dengan acara amal, khususnya terkait anak-anak. Bintang sepak bola asal Portugal ini merupakan duta Palang Merah Internasional.

Sementara itu, Ronaldo baru saja mendapatkan sepatu model terbaru dari Nike melalui peluncuran CR Mercurial Vapor Superfly III. Kehadiran sepatu ini melengkapi koleksi pakaian CR7 yang dikeluarkan perusahaan pakaian olah raga asal Amerika Serikat itu, mulai dari T-shirt, celana pendek, kaos, hoody, hingga jaket.