Ahlan wa Sahlan, Selamat datang di blog sederhana kami, semoga bermanfaat.

Jama'ah Penuh Berkah

Tidak ada dakwah tanpa kepemimpinan. Kadar tsiqah antara qiyadah dan jundiyah menjadi penentu bagi sejauh mana kekuatan sistem jamaah, kemantapan langkah-langkahnya, keberhasilan dalam mewujudkan tujuan-tujuannya, dan kemampuannya dalam mengatasi berbagai tantangan dan kesulitan.

Bekerja Untuk Ummat

Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (9:105)

Inilah Jalan Kami

Katakanlah: Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik. (12:108)

Musyawarah Kecamatan Badko TPA Jatinom

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan ia seperti bangunan yang tersusun kokoh.

Kesungguhan Membangun Peradaban

Semua kesungguhan akan menjumpai hasilnya. Ini bukan kata mutiara, namun itulah kenyataannya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang diusahakan dengan sepenuh kesungguhan.

19 November 2011

Subhanallah, 25 Persen Penduduk Brussels Kini Muslim


REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS - Lebih dari 250 ribu penduduk Brussels memiliki akar Muslim, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Katolik Louvain di Belgia dan dipublikasikan media Belgia Jumat. Jumlah ini berarti seperempat jumlah seluruh penduduk kota yang mencapaisatu juta orang lebih.

Penelitian ini dilakukan oleh Felice Dasetto, seorang sosiolog dan profesor di universitas yang dianggap ahli dalam isu-isu yang berkaitan dengan Muslim di Belgia.

Brussels adalah ibukota politik Uni Eropa. Separo warga Belgia, tinggal di kota ini.

Angka tersebut menempatkan Belgia antara kota-kota Eropa lainnya dengan kehadiran Muslim besar seperti Birmingham di Inggris, katanya dalam laporan penelitian.

Kehadiran Islam menjadi lebih terlihat di Brussels setelah beberapa masjid dan menara baru berdiri. Selain itu, kini di kota itu mudah menemukan perempuan mengenakan jilbab dan organisasi Muslim juga banyak berdiri di kota itu.

18 November 2011

Kekalahan dari Malaysia jadi Pukulan Bangkit Timnas


REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Kekalahan tim nasional U23 Indonesia atas Malaysia 0-1 menghadirkan pukulan telak bagi skuat Garuda Muda yang berambisi merebut emas pertamanya sejak SEA Games 1991. Namun, kekalahan itu dihaharap jadi pemantik kebangkitan skuat Garuda Muda agar tidak terlena dengan hasil gemilang di tiga laga awal.


"Saya berharap kekalahan ini adalah pukulan untuk bangkit," ujar pelatih timnas U23 Indonesia, Rahmad Darmawan.

Walau kekalahan ini akan membuat timnas menghadapi partai sulit lawan Vietnam di semifinal, RD mengaku timnya telah siap. Kekalahan di laga grup lawan Malaysia tidak akan ada artinya bila timnas meraih kemenangan di semifinal.

"Saya terus memotivasi pemain karena hasil hari ini bisa dihapus andai kita menang lawan Vietnam," ujar RD.

Dia pun mengaku sengaja menurunkan pemain lapis kedua lawan Malaysia. Tercatat delapan pemain utama timnas ditempatkan di bangku cadangan. Top skor timnas, Patrich Wanggai, bahkan tidak mendapatkan kesempatan bermain. "Saya sengaja merotasi pemain karena jadwal istirahat yang mepet dengan laga semifinal," ujarnya.

Secara terbuka RD pun memuji Malaysia yang dianggap bermain baik. Kendati terus mendapat tekanan, Malaysia mampu tampil lepas dengan pola permainan apik.

"Selamat pada Malaysia. Kami kalah karena kejelian mereka dalam memanfaatkan serangan baik,'' katanya. ''Kami mengakhiri babak pertama dengan buruk. Tapi, kami menutup babak kedua dengan baik."

16 November 2011

Di Indonesia, Katholik yang Taat Ini Memutuskan Memeluk Islam


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Yusuf Burke besar dalam keluarga Katholik yang taat. Ia pun mengenyam pendidikan di sekolah Katolik. "Meski keluargaku kental dengan agama Katholik, ayah memiliki sahabat seorang Muslim. Sebab, ia sering mengunjungi Malaysia," kata dia.

Pertemuan dengan sahabat ayahnya yang Muslim, secara tidak langsung merupakan perkenalan pertama Burke dengan Islam. Ia pun sedikit demi sedikit mengerti tentang Islam. "Aku sedikit mengerti tentang Islam. Jujur, saat itu saya tertarik dengan perbedaan budaya dan agama," ungkap Burke.

Pengetahuan Burke tentang Islam terus bertambah, tatkala ia mengambil kuliah perbandingan agama. Di dalam materi kuliah itu, Burke mendapat pengetahuan tentang dasar-dasar Islam. "Sebelum tiba di Indonesia, saya belum paham betul tentang Islam," ungkap dia.

Di Indonesia, Burke belajar menjadi seorang insyinyur. Ia bergabung dengan tim General Electric yang tengah mengerjakan proyek pembangkit listrik di Indonesia. "Saya sering bepergian ke luar negeri, dan Indonesia merupakan negara pertama yang aku kunjungi. Saya menikmati keramahan masyarakatnya," kata Burke yang memuji Indonesia.

Menurut Burke, keterbukaan masyarakat Indonesia terhadap orang asing mempermudahnya untuk memperdalam Islam yang ia pelajari di bangku kuliah. Ia mulai berdiskusi dengan para ulama setempat tentang Islam.

Dua tahun setelah kedatangannya di Indonesia, Burke memutuskan memeluk Islam. "Saya pikir, saya memiliki pemahaman yang baik tentang Katolik. Tapi apa yang diajarkan Islam begitu logis bagi saya seorang insyinyur. Aku merasakan betul rasa persaudaraan dalam Islam," tutur dia.

Identitas keislaman Burke segera diketahui keluarga. Terkejut, begitulah respon keluarga terhadap putusan Burke memeluk Islam. "Mereka terkejut sekali, tapi alhamdulillah, mereka memiliki keterbukaan pikiran di mana ada penghargaan terhadap hak seseorang untuk memeluk sebuah agama," kenangnya.

Penerimaan keluarga membuat Burke haru. Diawal, ia sadar putusannya itu akan mendapat penolakan dari keluarga. Tapi, prediksi Burke meleset. "Mereka menghargai putusan saya. Yang saya perlu lakukan segera, meluruskan apa yang disalahpahami tentang Islam," tegasnya.

Label mualaf segera lepas dari sosok Burke. Ia pun dipercaya menjadi Direktur Dewan Hubungan Amerika Islam (CAIR). Ia pun melanjutkan tugasnya meluruskan kesalahpahaman tentang Islam. Ia jalankan program yang membantu Muslim Amerika mendapatkan haknya.

"Kami hanya mencoba membawa Muslim Amerika untuk mendapatkan haknya sebagai masyarakat AS," ujar dia.

Tak hanya itu, CAIR berusaha menjembatani integrasi Muslim ke dalam masyarakat melalui rangkaian cara baik diskusi keagamaan dan akomodasi praktik-praktik keagamaan. "Setiap Muslim yang didiskriminasi lantaran status mereka sebagai Muslim, apakah berada di tempat kerja atau badan pemerintah," bebernya.

Menurutnya, dua hal inilah yang tengah diperjuangkan. Kelak, ketika berhasil, masyarakat AS akan melihat jilbab atau janggut layaknya mereka memandang orang Sikh. "Kita harapkan demikian. Islam bukan sesuatu yang asing tapi merupakan bagian dari keragaman Amerika," pungkasnya.

Nonton Bulutangkis Dilarang Gunakan Blitz


Jakarta - Mengabadikan perjuangan Simon Santoso dkk. lewat gambar memang mengasyikkan. Namun, tentunya jangan sampai hal tersebut malah mengganggu para atlet.

Delapan ribu orang memenuhi Istora Senayan, Rabu (16/11/2011), ketika tim bulutangkis beregu putra Indonesia menghadapi Malaysia di babak final. Sorak sorai memberi semangat itu tak sia-sia lantaran Indonesia akhirnya berhasil meraih medali emas.

Suara gendang berpadu dengan teriakan "In.. Do.. Ne.. Sia!". Sementara suporter yang lain sibuk mengabadikan momen dengan menggunakan kamera ponsel atau pun LSR.

Nah, di sinilah hal yang menjadi perhatian dari panitia.

"Mohon tidak menggunakan blitz. Nanti mengganggu," seru seorang panitia yang berdiri dekat tribun media kepada seorang penonton. Mengabadikan momen dengan kamera memang tidak dilarang, asalkan tidak menggunakan blitz. Alasannya? Hal tersebut bisa mengganggu konsentrasi atlet.

Larangan menggunakan blitz sesungguhnya adalah hal yang biasa ditemukan di olahraga dalam ruangan, termasuk tenis dan tinju. Bahkan dalam olahraga tenis, penonton "dilarang berisik". Dituntut untuk tenang. Mereka cuma boleh bersorak dan bertepuk tangan saat bola mati.

Dukungan luar biasa untuk atlet-atlet nasional memang layak untuk diapresiasi. Bahkan Simon Santoso sendiri mengakui dukungan penonton memberinya semangat untuk meraih kemenangan.

Namun, tentunya peraturan-peraturan tertentu juga harus ditaati supaya menonton perjuangan atlet jadi lebih tertib.

14 November 2011

Sikap Rasulullah terhadap Orang Miskin


Suatu hari ada seseorang datang meminta-minta kepada Rasulullah SAW yang sedang berkumpul dengan para sahabat. Melihat kehadiran pengemis itu, Rasulullah lantas bertanya, "Apakah kamu mempunyai sesuatu di rumahmu?"

Dia menjawab, "Tentu, saya mempunyai pakaian yang biasa dipakai sehari-hari dan sebuah cangkir." Rasulullah lalu berkata, "Ambil dan serahkan ke saya!"

Pengemis itu langsung bergegas pulang dan kembali dengan membawa cangkir. Rasulullah kemudian menawarkan cangkir itu kepada para sahabat, "Adakah di antara kalian yang ingin membeli ini?" Seorang sahabat menyahut, "Saya beli dengan satu dirham."

Rasulullah lalu menawarkannya kepada sahabat yang lain. Seorang sahabat yang sanggup membelinya dengan harga dua dirham. Rasulullah kemudian memberikan dua dirham itu kepada si pengemis. Rasul mengharapkan agar uang itu digunakan untuk membeli makanan buat keluarganya, dan sisa uangnya digunakan untuk membeli kapak. "Carilah kayu yang banyak dan juallah, selama dua minggu ini aku tidak ingin melihatmu," kata Rasulullah.

Dua minggu kemudian, pengemis itu datang kembali menghadap Rasulullah SAW, tapi tidak untuk mengemis. Ia datang kepada Rasullah membawa uang 10 dirham hasil dari berjualan kayu. Rasulullah SAW kemudian menyuruhnya untuk membeli pakaian dan makanan untuk keluarganya.

Rasulullah berkata, "Hal ini lebih baik bagi kamu, karena meminta-meminta hanya akan membuat noda di wajahmu di akhirat nanti. Tidak layak bagi seseorang meminta-minta kecuali dalam tiga hal, fakir miskin yang benar-benar tidak mempunyai sesuatu, utang yang tidak bisa terbayar, dan penyakit yang membuat seseorang tidak bisa berusaha."

Kisah ini menggambarkan sifat Rasulullah yang gemar membantu orang yang tidak mampu. Bantuan tidak hanya berupa uang, tapi juga "kail" atau pekerjaan agar kelak orang yang tidak mampu itu bisa hidup mandiri.

Tidak dapat dimungkiri, jumlah pengemis dan pengangguran di Indonesia saat ini masih sangat tinggi. Alangkah indahnya, jika setiap orang mampu (secara ekonomi) di negeri ini mau meniru perilaku Rasulullah tersebut. Dengan memberi sedekah dan pekerjaan, setidaknya jumlah anak jalanan dan pengangguran bisa diminimalisasi.

Rasullullah memberikan contoh bahwa kesalehan spiritual belum dikatakan sempurna, sebelum dibarengi dengan kesalehan sosial (to be sensitive to the reality).

Dalam Alquran disebutkan bahwa orang yang bertakwa yaitu: "Orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang (QS Ali Imran [3]: 134).

Saatnya kita berbagi dengan orang di sekeliling kita yang fakir dan miskin. Jika orang yang diberi kecukupan ekonomi di negeri ini mau peduli terhadap yang miskin, pasti perempuan Indonesia tidak akan berbondong-bondong menjadi tenaga kerja dan pembantu rumah tangga di negeri orang. Jika orang kaya di negeri ini mau membantu yang lemah dan fakir, tentu tidak banyak anak negeri ini yang putus sekolah. "Sesungguhnya kefakiran (kemiskinan) itu bisa menjerumuskan ke jurang kekafiran."

Politisi PKS: Habiskan APBN 2011 Pemerintah Jangan 'Kebut Anggaran'


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Anggota Komisi XI DPR RI Kemal Azis Stamboel meminta pemerintah tetap memperhatikan kualitas dalam upayanya mempercepat realisasi penyerapan anggaran tahun 2011. "Lambannya penyerapan anggaran tentunya berdampak pada tingkat pertumbuhan dan kualitasnya. Kalau penyerapan dan kualitas belanja pemerintah baik seharusnya laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2011 bisa diatas 6,5 persen," ujar dia.

DPR berharap ada peningkatan belanja pemerintah yang lebih baik di kuartal IV. Sehingga bisa mendorong pembangunan dan pertumbuhan lebih baik. Tetapi, ia menambahkan, upaya "kebut" anggaran di dua bulan terakhir yang biasa terjadi ini juga harus tetap memperhatikan kualitas dan jangan hanya asal menghabiskan anggaran.

Sebagaimana diketahui, menjelang akhir tahun 2011, surplus anggaran pemerintah berpotensi semakin besar karena realisasi penyerapan anggaran pemerintah belum maksimal. Diperkirakan dari anggaran belanja pemerintah pusat sebesar Rp717,9 triliun tahun ini, hanya 90 persen yang dapat diserap.

Oleh karena itu, pemerintah melalui Menteri Keuangan Agus Martowardojo kembali meminta kementerian/lembaga dan Pemda untuk merealisasikan pencairan anggaran tepat waktu. Sampai akhir September ini penyerapan anggaran pemerintah baru tercapai 54,4 persen dari target atau Rp717,9 triliun. Hal ini membuat APBN-P 2011 masih mengalami surplus Rp72 triliun.

"Yang lebih disayangkan lagi realisasi belanja modal lebih rendah dibawah 30 persen. Padahal penyerapan anggaran ini sangat penting untuk mendorong laju pembangunan ekonomi nasional,"ujarnya. Surplus anggaran yang nantinya menjadi Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) yang terlalu besar tentu tidak baik karena ada pembangunan infrastruktur yang seharusnya selesai menjadi terbengkalai.

Padahal setiap kemunduran realisasi pembangunan infrastruktur akan mengurangi daya dukung untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pembukaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan rakyat.

Timnas U-23 Masih Butuh Playmaker


PUBLIK Indonesia patut bergembira. Timnas U-23 sudah memastikan lolos ke babak semifinal SEA Games 2011. Itu artinya jalan untuk menjadi juara dan merebut medali emas tingal dua langkah.

Indonesia yang berada di Grup A, yang sejak awal disebut-sebut sebagai grup neraka karena dihuni Malaysia, Thailand, dan Singapura, tampil perkasa. Pasukan Garuda menyapu bersih tiga laga. Menang 6-0 atas tim lemah Kamboja, memukul Singapura 2-0, dan terakhir mengkandaskan Thailand 3-1.

Masih ada satu laga sisa melawan peraih medali emas di SEA Games 2009, Malaysia. Namun itu sudah tidak berpengaruh terhadap langkah Indonesia ke empat besar. Indonesia hanya butuh memantapkan posisi sebagai juara Grup A.

Tiga kemenangan membuktikan kekuatan Tim Merah Putih cukup menakutkan. Namun di balik hasil positif tersebut, tim asuhan Rahmad Darmawan masih memiliki kekurangan.

Perlu diingat, kemenangan Indonesia atas Singapura dan Thailand cukup terbantu dengan hukuman kartu merah untuk tim lawan. Bahkan Thailand harus bermain dengan sembilan orang sejak pertengahan babak kedua.

Dari dua laga melawan Singapura dan Thailand, Indonesia pun tak mendapat kemenangan dengan mudah meski selalu unggul jumlah pemain. Ini karena tidak ada organisasi permainan yang rapi, penguasaan bola dengan umpan satu-dua sentuhan. Penyebabnya adalah ketiadaan seorang playmaker alias pengatur permainan.

Saat menghadapi Thailand, "kekurangan" ini terlihat jelas. Permainan Indonesia tidak terorganisir dengan baik. Berulangkali serangan dibangun dari umpan-umpan jauh, entah ke sayap atau langsung kepada duet striker Patrich Wanggai dan Titus Bonai. Tidak ada permainan dengan bola-bola bawah. Akibatnya serangan tidak mengalir dengan baik dari belakang, tengah, lalu depan untuk dituntaskan menjadi gol.

Dari pinggir lapangan, Rahmad sudah menginstruksikan anak asuhnya memainkan bola-bola bawah dengan satu dua sentuhan. Tetapi permainan dengan umpan lambung tetap dominan. Usai laga, Rahmad pun mengakui pasukannya kurang memainkan bola-bola bawah dan kurang sabar saat melancarkan serangan.

Nah, di sinilah dibutuhkan sosok seorang playmaker, yang berperan mengatur tempo permainan dan mengalirkan bola ke segala lini saat membangun serangan. Sayang Rahmad Darmawan tampaknya belum memiliki sosok vital tersebut.

Egi Melgiansyah memang punya kualitas bagus sebagai gelandang. Akan tetapi ia lebih banyak berperan sebagai holding midfielder. Egi belum memiliki pendamping sepadan yang bisa menjadi playmaker.

Rahmad pun terlihat masih mencari-cari sosok playmaker ideal. Ia memainkan Hendro Siswanto dan Mahardiga Lasut secara bergantian sejak laga pertama. Kedua pemain ini tampak belum bisa menjawab kebutuhan akan seorang playmaker di skuad Merah Putih.

Dengan perhelatan SEA Games 2011 sudah memasuki setengah perjalanan, Rahmad tak punya waktu lagi untuk mencari playmaker. Mau tak mau sang pelatih harus mengasah lagi kemampuan Mahardiga atau Hendro. Termasuk dalam hal paling elementer: passing! Keduanya masih sering mengumpan. Rahmad juga perlu untuk terus menekankan permainan kolektif dengan umpan-umpan pendek dan organisasi permainan secara tim.

Indonesia memang beruntung memiliki striker cepat, skill bagus, dan tajam pada diri Wanggai dan Tibo serta sayap-sayap lincah seperti Okto Maniani, Ferdinand Sinaga, atau Andik Vermansyah. Akan tetapi kita tak bisa seterusnya bergantung pada mereka. Apalagi calon lawan kita pasti sudah membaca dan menyiapkan senjata untuk mematikan pemain-pemain andalan tersebut.

Well, meski tinggal dua langkah lagi, Indonesia masih perlu perjuangan berat untuk merebut medali emas untuk kali pertama sejak SEA Games 1991. Lawan berikutnya pasti lebih berat. Karena itu butuh tim yang lebih solid dengan mengutamakan kolektivitas permainan. Mungkin ini bisa mengatasi ketiadaan seorang playmaker. Semoga.